Minggu, 28 Juni 2009

LUKA VS PAKU

Suatu ketika ada seorang anak laki-laki yang mempunyai sifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan pemarahnya, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang rumah setiap kali dia marah.
Hari pertama anak itu telah memakuakan 48 buah paku ke pagar… Lalu secara bertahap jumlah itu mulai berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar rumah.

Akhirnya tibalah waktu dimana anak itu merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari-hari berlalu, dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar. “Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi lihatlah lubang-lubang dipagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya.” Sang ayah terdiam sejenak, lalu kembali melanjutkan kata-katanya, “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahanmu, kata-katamu telah meninggalkan bekas seperti lubang ini…di hati orang lain.”
“Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu…Tetapi tidak peduli berapa kali kamu meminta maaf, luka tusukan itu akan tetap selalu ada…dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka pada fisik kita…”

Bank Kebahagiaan

"Setiap hari adalah hadiah, dan selama mataku terbuka, aku akan memusatkan perhatian pada hari yang baru dan semua kenangan indah dan bahagia yang pernah kualami dan kusimpan."

Hanya untuk kali ini dalam hidupku.Umur yang sudah tua adalah seperti simpanan di bank, dan sekarang aku akan mengambil dari yang telah aku simpan selama ini.Jadi, nasehatku padamu adalah untuk menyimpan sebanyak-banyaknya kebahagiaan di bank kenangan kita.Terima kasih padamu yang telah mengisi bank kenanganku. Aku sedang menyimpannya.
Ingat-ingatlah 5 aturan sederhana untuk menjadi bahagia:
1. Bebaskan hatimu dari rasa benci
2. Bebaskan pikiranmu dari segala kekhawatiran
3. Hiduplah dengan sederhana
4. Give more
5. Expect less

KEBAHAGIAAN ITU MENULAR LHO..

Seorang pemuda berangkat kerja dipagi hari.
Memanggil taxi dan naik.. "Selamat pagi Pak.." katanya menyapa Pak Sopir taxi terlebih dahulu. "Pagi yang cerah bukan?" sambungnya sambil tersenyum, lalu bersenandung kecil.
Pak Sopir tersenyum melihat keceriaan penumpangnya, dengan senang hati ia melajukan taxinya.

Sesampainya ditempat tujuan..Pemuda itu membayar dengan selembar 20 ribuan untuk argo yang hanya 14 ribu.
"Kembaliannya buat bapak saja. Selamat bekerja ya Pak.." kata pemuda dengan senyum.
"Terima kasih" jawab Pak Sopir taxi dengan penuh syukur.
"Wah, aku bisa sarapan dulu nih.." pikir pak sopir taksi.

Kemudian Pak Sopir taxi menuju ke sebuah warung untuk sarapan pagi.
"Biasa Pak?" tanya si Mbok warung.
"Ya, biasa Mbok, nasi sayur. Tapi, pagi ini tolong ditambahkan sepotong ayam ya.." jawab Pak Sopir dengan tersenyum.
Ketika Pak Sopir membayar sarapan paginya, dia menambahkan seribu rupiah.
"Buat jajan anaknya si mbok.." begitu katanya.

Kemudian si Mbok menambahkan uang seribu rupiah itu ke uang jajan anaknya. Pagi itu dengan senyum lebar anak si Mbok pergi ke sekolah. Di sekolah anak si Mbok tadi membeli 2 buah roti, yang akan diberikannya pada temannya yang tidak punya bekal. Menerima roti pemberian anak si Mbok temannya sangat bahagia.
Begitulah..Cerita ini berlanjut dan terus berlanjut dengan hal-hal yang menyenangkan seperti diatas....

Keluarga Pak sopir bisa lebih bahagia hari itu, begitupun keluarga si mbok, teman-teman si anak, dan lain-lainnya.

Semua tertular kebahagiaan!

Kebahagiaan, seperti juga kesusahan, bisa menular kepada siapa saja disekitar kita.
Kebahagiaan adalah sebuah pilihan...

SUDAHKAH ANDA MENULARKAN KEBAHAGIAAN HARI INI?

betapa pentingnya "waktu"

Bayangkan , jika ada sebuah Bank yang setiap hari memberikan anda bonus sebesar Rp. 86.400,- dan harus anda habiskan pada hari yang sama. Coba tebak, apa yang akan anda lakukan?
Apakah anda akan memanfaatkan bonus tersebut sebaik-baiknya atau di biarkan dengan percuma?

Sebut saja Bank tersebut dengan nama WAKTU. Setiap anda bangun tidur, ia akan memberikan anda waktu sebanyak 86.400 detik. Terserah kepada anda untuk menggunakannya dengan tujuan apa. Karena hanya 86.400 detik itu saja yang diberikan kepada anda, anda tidak bisa meminta lebih dari pada itu, bahkan untuk menguranginyapun tidak mungkin. Setiap hari Bank tersebut akan membuka rekening yang baru bagi anda dan menutup rekening yang lama. Jika anda tidak menggunakannya dengan tujuan baik, maka kerugian akan menimpa anda. Anda tidak bisa menyimpan waktu yang tidak anda gunakan dengan baik hari ini untuk di tambahkan pada ‘saldo’ bonus keesokan harinya. Waktu yang tidak anda pergunakan dengan baik akan hangus dengan sendirinya.

Anda harus hidup dengan bonus hari ini. Maka, investasikanlah bonus tersebut untuk kesehatan, kebahagian dan kesuksesan anda.

Tanyakan pada mereka arti pentingnya waktu :
Agar tahu pentingnya waktu LIMA TAHUN, tanyakan pada CALEG yang gagal di Pemilu lalu
Agar tahu pentingnya waktu SETAHUN, tanyakan pada murid yang gagal di kelas
Agar tahu pentingnya waktu SEBULAN, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi premature
Agar tahu pentingnya waktu SEMINGGU, tanyakan pada editor majalah mingguan
Agar tahu pentingnya waktu SEJAM, tanyakan pada kekasih yang menunggu janji bertemu
Agar tahu pentingnya waktu SEMENIT, tanyakan pada orang yang ketinggalan pesawat
Agar tahu pentingnya waktu SEDETIK, tanyakan pada orang yang baru saja terhindar dari kecelakaan
Agar tahu pentingnya waktu SEPERSEKIAN DETIK, tanyakan pada peraih medali perak di olimpiade

Dikutip dari buku Motivasi Net by Ir. Andi Muzaki, SH, MT

pentingnya NEGOSIASI

Ayah : Anakku, aku ingin kamu menikah dengan wanita pilihan Ayah
Anak : Maaf, Ayah! Aku hanya akan menikah dengan wanita pilihanku sendiri

Ayah : Tapi, Anakku, Wanita ini adalah anaknya Bill Gates

Anak : Ah, Serius, Yah? Kalo gitu, Ok, deh!

Hari berikutnya, Sang ayah mendekati Bill Gates

Ayah : Saya telah memilihkan calon suami untuk anakmu

Bill Gates : Tapi, anakku masih terlalu muda untuk menikah sekarang.

Ayah : Weits, tunggu dulu. Calon yang aku pilihkan inia dalah vice president dari Bank Dunia

Bill Gates : Ah, Serius Lo?? Kalo gitu, Ok, deh!

Akhirnya Sang Ayah mendekati President Bank Dunia

Ayah : Saya memiliki seorang anak muda yang bisa dijadikan vice president untuk kamu

President : Oh, maaf, saya sudah memiliki banyak calon VP untuk itu

Ayah : Tapi kamu tidak tau, kan, Anak laki-laki ini adalah menantunya Bill Gates

President : Ah, Serius Lo??? Kalo gitu, Ok, deh!

Rabu, 10 Juni 2009

mba tutut, mas tommy, pak harto dan penjaga tol

  • Pada suatu hari Tutut, anaknya Soeharto, lewat di jalan tol di
    Jakarta.:
  • Penjaga Tol: "3000 rupiah". Mbak Tutut yang emangnya ngak punya uang seribuan mengeluarkan uang 50 ribu rupiah langsung saja menyodorkan tuch uang.
  • Penjaga Tol: "Ini Bu, kembaliannya."Mbak Tutut: "Sudah...simpan saja buat keluarga anda."Penjaga tol merasa senang karena menerima 47 ribu rupiah dan langsung berterima kasih kepada Mbak Tutut
  • Setelah beberapa jam Tommy
    dateng melewati jalan tol tersebut. Karena mereka tuch anaknya Soeharto, ngak punya uang receh, Tommy mengeluarkan uang 20 ribuan.Penjaga Tol: "Ini Pak, kembaliannya 17 ribu."Mas Tommy: "Sudahlah, simpan aja buat sekolah anak anda."Penjaga langsung memasukan kembalian itu ke kantongnya dan berterima kasih banyak ke Tommy.
  • Setelah beberapa jam Pak Soeharto dengan mobilnya lewat jalan tol. Pak Harto mengeluarkan uang 5000 rupiah dan disodorkan ke penjaga tol. Bapak Soeharto menunggu uang kembaliannya itu dan setelah menunggu 5 menit, ditanyanya kepada penjaga tol. Bapak Soeharto: "Lho, mana uang kembalian saya ?"Penjaga Tol: "Ah Bapak, masa uang 2000 rupiah aja dibalikin. Tadi Mbak Tutut dan Mas Tommy lewat kembaliannya 47 ribu dan 17 ribu aja diberikan ke saya, masa Bapak yang 2000 aja minta kembalian?? "Soeharto: "Tunggu dulu mas !! Anda tau
    sapa Tutut dan Tommy??"Penjaga Tol dengan cekatan menjawab: "Yach tahu Pak!
    Pertanyaan gampang tho, jelas Mbak Tutut dan Mas Tommy tuh Anaknya Presiden."Bapak Soeharto: "Pinter kamu, tahu mereka anak Presiden. Nah sedangkan saya kan cuma Anak Petani !! Sekarang, mana kembalian saya??"Penjaga Tol :
    hwe !@$@!$!%!^$@^